Metallic Text Generator at TextSpace.net

Senin, 16 Maret 2009

Ramaikah Pemilu kali ini?


Ramaikah partisipasi pemilih untuk mendatangi TPS-TPS dalam pemilu legeslatif kali ini? inilah yang menjadi PR para petinggi negeri ini. Banyak hal yang menjadikan suara-suara pesimis terdengar dimana-mana akan kurangnya partisipasi pemilih dalam pemilu kali ini. Sampai-sampai MUI membuat sebuah fatwa Haram bagi pemilih yang sengaja Golput.
Diantara penyebab apatisnya para pemilih adalah banyaknya wakil rakyat yang tertangkap oleh KPK, banyak kasus asusila yang telah dilakukan oleh wakil rakyat yang terhormat, sebagai wakil rakyat banyak kasus mereka tidak mewakili aspirasi rakyat.
Dengan banyaknya faktor-faktor masyarakat menjadi apatis pemilu kali ini menjelang libur panjang. Pemilu yang akan dilaksanakan pada hari Kamis (09-04-09), di hari Jum'atnya tanggal merah memperingati kematian Isa Almasih. banyak orang berpendapat dari pada memilih orang yang nggak jelas jeluntrungnya lebih baik jalan-jalan bersama keluarga, liburan tambah panjang yang awalnya hanya 3 hari menjadi 4 hari, kapanlagi libur panjang seperti ini, ditambah tanggal masih muda, dompet masih agak tebal.
Tapi itu hanya prediksi yang belum tentu kebenarannya, semoga pemilu Legeslatif kali ini berjalan dengan lancar dan sukses. Menghasilkan wakil rakyat yang terbaik yang dapat mewakili aspirasi masyarakat dengan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan korupsi dan asusila, Amiiin.

Selasa, 10 Maret 2009

Pemilu Legeslatif


Pemilu legelatif tinggal hitungan hari lagi, kemeriahan pesta demokrasi sudah terlihat dimana-mana, dari kota sampai pelosok-pelosok terpencil sekalipun, dengan terlihat baliho-baliho, poster-poster para calon wakil rakyat dimana-mana.

Tapi sayangnya bagi saya seorang yang masih awam, melihat para calon dalam memahami pepatah “tak kenal maka tak sayang” masih kurang kena. Mereka hanya ingin sesuatu yang instant, dengan cara disaat menjelang pemilu mereka memasang foto mereka sebesar-besarnya dan sebanyak-banyaknya. Kalau perlu mereka memasang background orang-orang yang lebih terkenal daripada dirinya.

Yang lebih kurang baik lagi banyak para calon menjadi orang yang lebih dermawan dari hari-hari biasanya, mereka dengan lebih mudah membagi-bagikan sembako dan uang sebanyak-banyaknya, seakan mereka mengambil kesempatan kemiskinan yang masih melanda negeri ini untuk kehidupan pribadinya lebih baik setelah pemilu. Kemiskinan mengakibatkan orang yang membutakan arti seorang wakil rakyat, “yang terpenting mereka sudah kasih saya uang paling banyak siapapun dia, dialah yang akan saya pilih”.

Padahal sebagai wakil rakyat mereka harusnya orang-orang yang berkualitas yang dapat merespon kepentingan rakyatnya. Sudah seharusnya dalam memperkenalkan dirinya agar disayangi oleh rakyat tidak dengan cara instant apalagi dengan cara-cara yang kurang baik. Saat ini sudah mulai banyak rakyat yang sudah melek politik, mereka tidak mudah percaya dengan janji-janji para calon wakil rakyat.

Akan lebih baik, jauh sebelum menjelang pemilu mereka lebih dulu memperkenalkan dirinya pada rakyat dengan aktifitas-aktifitas yang menunjukkan bahwa mereka layak sebagai wakil rakyat.

Saya sebagai calon pemilih sangat susah mengenal para calon yang akan mewakili saya dalam dalam pembangunan negeri ini untuk beberapa tahun kedepan. Saya hanya mengenal dengan baik salah seorang calon legeslatif dari sekian banyak calon legeslatif yang ada di kabupaten Karawang. Dia seorang yang hidupnya dicurahkan untuk peningkatan SDM Karawang, pintu rumahnya selalu terbuka untuk siapapun, meskipun bukan dari kalangan Ulama dia merangkul para kalangan ulama dalam satu wadah untuk meningkatkan spiritual masyarakat Krawang, dia aktif menjalin hubungan antara depnaker dengan desa-desa untuk mengadakan pelatihan-pelatihan bagi yang tidak memiliki pekerjaan.

Tapi sayangnya dia bukan di Dapil saya. Seandainya dia di dapil saya tanpa ragu-ragu lagi Insya Allah akan memilih dia. Saya berharap para calon-calon wakil rakyat banyak yang seperti dia, sehingga ketika rakyat memilih calonnya bukan karena uang yang telah diberikan, bukan karena Fatwa dan bukan juga karena terpaksa tetapi karena keihlasan hati seorang rakyat terhadap calon yang akan mewakilinya.

Itu semua hanya pendapat saya, bagaimana dengan rekan-rekan? Ada yang ingin menambahkan? Silahkan untuk berbagi...

Jumat, 06 Maret 2009

Kenangan di SMAN 5 Karawang

Sabtu pagi (07-03-09) saya berkunjung ke mantan SMA tercinta, SMAN 5 Karawang. masa SMA mungkin masa yang tak terlupakan bagi banyak orang termasuk saya, hehehe....

Kunjungan saya ke SMAN 5 sebetulnya saya tujukan untu ketemu ke Bu As, guru BK SMAN 5. bu As bagi saya guru yang tak terlupakan. dulu waktu zaman masih berseragam putih abu-abu, saya termasuk murid yang teladan (telad dan pemalas) hehehe... waktu kelas I hampir setiap bulan saya masuk ruang kepala Sekolah atau ruang BK, karena hampir setiap bulan saya terkena masalah. antara lain ketangkep operasi waktu nggak ikut upacara, kabur, ketauan kalau masuk sekolahnya waktu jam istirahat, hehehe....

Kadang kasihan juga sih ama petugas sekolah, setiap minggunya bliau mesti harus benerin pager sekolah karena setiap hari senin pagi kegiatan rutin saya ngerusakin pager kawat sekolah biar bisa masuk ke sekolah. udah gitu jarang banget dalam seminggu masuk kelas full dari pagi jam tujuh sampe jam 12.30, pasti ada aja yang masuk waktu istirahat atau kabur.

Bagi saya masuk ruang kepala sekaolah atau ruang BK kemudian dimarahi adalah suatu kebanggan. maklum dengan IQ yang jongkok prestasi yang tiarap dipastikan nggak mungkin dikenal sama kepala sekolah atau guru-guru, satu-satunya biar terkenal oleh beliau-beliau makanya selalu bikin ulah. hahaha....

Sewaktu kelas II saya mengompori temen-temen kelas untuk kabur saat salah satu guru masuk kelasnya terlambat, alhasil keesokan harinya sang guru marah-marah lalu beliau menayakan siapa otak dibalik kaburnya siswa sekelas, teman-teman sepakat menunjuk saya sebagai otaknya. akhirnya saya dipanggil ke ruang BK. seperti biasa dalam benak saya pasti saya akan dimarahi habis-habisan, bagi saya semakin sang guru marah semakin menjadi kebanggaan bagi saya.

Setelah masuk ruang BK diluar dugaan saya menjumpai situasi yang berbeda 180 derajat dari biasanya, Bu As yang baru kali itu menjadi guru BK saya, beliau dengan penuh kasih sayang menasehati saya, beliau mengingatkan ke saya akan siapa orang tua saya, dan rasa hormat beliau terhadap orang tua saya. saat itu pula tanpa saya sadari air mata saya bercucuran, mulut saya membisu seribu bahasa, yang biasanya tersenyum manis saat itu hanya bisa meringis kecut.

Hari itu saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga, meskipun sampai lulus sifat saya tidak berubah tapi pelajaran itu tidak akan hilang sepanjang masa. jangan hukumi anak nakal itu anak yang rusak, yang hanya layak untuk dimarahi tapi berilah mereka sentuhan kasih sayang mungkin nakalnya hanya sekedar pelarian dari kenyataan.

Yah... mungkin itu yang saya rasakan, setelah dewasa saya baru menyadari bahwa yang saya lakukan saat itu hanya sekedar pelaraian dari suatu kenyataan yang sulit saya pahami diusia yang masih kanak-kanak. Bapak seorang purnawirawan Perwira Menengah dan berkarir sebagai Advokat tapi untuk kesekolah kadang enggak punya uang. ditambah trauma di waktu SMP mengalami "pemalakan" dari para guru yang menganggap saya anak orang kaya.

Jadilah saya anak yang selalu berulah. kalau masuk kelas ada 2 hal yang dikerjakan, kalau nggak rame, kalau nggak tidur. sekolah bukan untuk mencari prestasi tapi sekedar mencari perkawanan. tapi Alhamdulillah itu semua masa lalu yang bisa saya jadikan hikmah dalam menjalani hidup ini, "don't undder estimate people", terima kasih bu As.