Metallic Text Generator at TextSpace.net

Selasa, 10 Maret 2009

Pemilu Legeslatif


Pemilu legelatif tinggal hitungan hari lagi, kemeriahan pesta demokrasi sudah terlihat dimana-mana, dari kota sampai pelosok-pelosok terpencil sekalipun, dengan terlihat baliho-baliho, poster-poster para calon wakil rakyat dimana-mana.

Tapi sayangnya bagi saya seorang yang masih awam, melihat para calon dalam memahami pepatah “tak kenal maka tak sayang” masih kurang kena. Mereka hanya ingin sesuatu yang instant, dengan cara disaat menjelang pemilu mereka memasang foto mereka sebesar-besarnya dan sebanyak-banyaknya. Kalau perlu mereka memasang background orang-orang yang lebih terkenal daripada dirinya.

Yang lebih kurang baik lagi banyak para calon menjadi orang yang lebih dermawan dari hari-hari biasanya, mereka dengan lebih mudah membagi-bagikan sembako dan uang sebanyak-banyaknya, seakan mereka mengambil kesempatan kemiskinan yang masih melanda negeri ini untuk kehidupan pribadinya lebih baik setelah pemilu. Kemiskinan mengakibatkan orang yang membutakan arti seorang wakil rakyat, “yang terpenting mereka sudah kasih saya uang paling banyak siapapun dia, dialah yang akan saya pilih”.

Padahal sebagai wakil rakyat mereka harusnya orang-orang yang berkualitas yang dapat merespon kepentingan rakyatnya. Sudah seharusnya dalam memperkenalkan dirinya agar disayangi oleh rakyat tidak dengan cara instant apalagi dengan cara-cara yang kurang baik. Saat ini sudah mulai banyak rakyat yang sudah melek politik, mereka tidak mudah percaya dengan janji-janji para calon wakil rakyat.

Akan lebih baik, jauh sebelum menjelang pemilu mereka lebih dulu memperkenalkan dirinya pada rakyat dengan aktifitas-aktifitas yang menunjukkan bahwa mereka layak sebagai wakil rakyat.

Saya sebagai calon pemilih sangat susah mengenal para calon yang akan mewakili saya dalam dalam pembangunan negeri ini untuk beberapa tahun kedepan. Saya hanya mengenal dengan baik salah seorang calon legeslatif dari sekian banyak calon legeslatif yang ada di kabupaten Karawang. Dia seorang yang hidupnya dicurahkan untuk peningkatan SDM Karawang, pintu rumahnya selalu terbuka untuk siapapun, meskipun bukan dari kalangan Ulama dia merangkul para kalangan ulama dalam satu wadah untuk meningkatkan spiritual masyarakat Krawang, dia aktif menjalin hubungan antara depnaker dengan desa-desa untuk mengadakan pelatihan-pelatihan bagi yang tidak memiliki pekerjaan.

Tapi sayangnya dia bukan di Dapil saya. Seandainya dia di dapil saya tanpa ragu-ragu lagi Insya Allah akan memilih dia. Saya berharap para calon-calon wakil rakyat banyak yang seperti dia, sehingga ketika rakyat memilih calonnya bukan karena uang yang telah diberikan, bukan karena Fatwa dan bukan juga karena terpaksa tetapi karena keihlasan hati seorang rakyat terhadap calon yang akan mewakilinya.

Itu semua hanya pendapat saya, bagaimana dengan rekan-rekan? Ada yang ingin menambahkan? Silahkan untuk berbagi...